Jumat, 25 Juni 2010

DAMPAK PSIKOLOGIS MEROKOK

Dampak psikologis dari merokok adalah timbulnya pengaruh terhadap pikiran perasaan dan perilaku perokok. Dampak psikologis tersebut adalah :
  1. Adiksi (ketagihan). Nikotin dalam asap rokok merupakan bahan yang menimbulkan efek ketagihan (adiktif), sebagaimana kelompok zat adiktif lainnya seperti heroin (putau), morfin, ganja, golongan ampetamin (extasy, shabu dll), alkohol dan psikotropika lainnya.
  2. Toleransi dan Dependensi. Efek ketagihan (adiktif) akan berkembang secara fisiologis menjadi efek toleransi (penambahan dosis). Orang yang sudah bertahun-tahun menjadi perokok, kadar toleransi nikotin dalam tubuhnya telah cukup tinggi. Pada akhirnya secara psikologis merokok akan menimbulkan efek dependensi (ketergantungan) yang menyebabkan perokok mengalami reaksi putus zat apabila dihentikan secara mendadak. Beberapa tanda dan gejala dari reaksi putus zat adalah : badan lemah, sakit kepala, gangguan pencernaan, kurang konsentrasi, lesu, sulit berfikir batuk-batuk dan lain-lain. Keluhan ini bersifat sementara, lama/tidaknya keluhan tersebut tergantung dari lama dan beratnya seorang merokok. Jika gejala putus zat nikotin (sakau) ini dapat dilewati dengan tekad yang kuat, maka seoarng perokok akan dapat berhenti merokok. Oleh karena itu kesabaran dan kemauan yang keras diperlukan untuk keberhasilan berhenti merokok. Demikian hebatnya efek ketagihan dan ketergantungan pada rokok, sehingga dapat menjadi penghubung menuju ketergantungan terhadap zat adiktif lainnya yang lebih berbahaya seperti heroin (putau), morfin, ganja, golongan ampetamin (extasy, shabu dll), alkohol dan psikotropika lainnya. Rokok adalah PINTU GERBANG ketagihan terhadap zat adiktif lainnya.
  3. Gaya hidup perokok. Kondisi umum perokok di Indonesia saat ini adalah mulai merokok pada usia muda (15-19 tahun), sebagai gaya hidup supaya tampak trendi, cool, macho, gaul dan lain-lain. Hal ini sangat mempengaruhi kondisi psikologis kelompok remaja. Mereka menjadi terbawa kepada kebiasaan merokok dengan mengabaikan dampak negatifnya terhadap kesehatan. Kondisi ini diperburuk lagi dengan pembentukan opini yang menyesatkan melalui iklan-iklan rokok dan sponsorship dalam kegiatan remaja. Sedangkan untuk orang dewasa atau mereka yang berusia di atas 19 tahun, merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan yang membudaya. Bahkan sudah dianggap sebagai suatu kebutuhan, baik dalam waktu istirahat maupun dalam hubungan sosial bermasyarakat.
Deden Herlan S
Sumber : Pusat Promosi Kesehatan

PERJALANAN PENYAKIT HIV/AIDS

Fase Pertama
Fase di mana tubuh sudah terinfeksi HIV, gejala dan tanda belum terlihat jelas, kadang kala timbul dalam bentuk influenza, tetapi sudah dapat menulari orang lain. Fase ini dikenal dengan periode jendela (window period).

Fase Kedua
Berlangsung sampai 2-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Hasil tes darah terhadap HIV sudah positif tetapi belum menunjukkan gejala-gejala sakit. Orang ini dapat menularkan HIV kepada orang lain.

Fase Ketiga
Mulai muncul gejala-gejala penyakit terkait dengan HIV seperti :
  • Keringat dingin berlebihan pada waktu malam
  • Diare terus menerus
  • Pembengkakan kelenjar getah bening 
  • Flu tidak sembuh-sembuh
  • Nafsu makan berkurang
  • Berat badan terus menurun, yaitu 10 % dari berat badan awal dalam waktu satu bulan
Fase Keempat
Pada fase ini kekebalan tubuh berkurang dan timbul penyakit tertentu yang disebut dengan infeksi oportunistik seperti :
  • Kanker kulit yang disebut dengan Sarkoma Kaposi 
  • Infeksi paru-paru (TBC)
  • Infeksi usus yeng menyebabkan diare terus-menerus
  • Infeksi otak yang menyebabkan kekacauan mental, sakit kepala dan sariawan
  • Penurunan berat badan lebih dari 10 %
Fase ketiga dan keempat disebut sebagai fase AIDS.

Deden Herlan S
Sumber : Pusat Promosi Kesehatan

INISIASI MENYUSU DINI

Prinsip menyusu/pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin dan eksklusif.

Segera setelah bayi lahir, setelah tali pusat dipotong, letakkan bayi tengkurap di perut ibu dengan kulit bayi kontak langsung ke kulit ibu. biarkan kontak kulit ke kulit ini menetap selama setidaknya satu jam bahkan lebih sampai bayi dapat menyusu sendiri. bayi diberi topi dan diselimuti. Ayah atau keluarga dapat memberi dukungan dan membantu ibu selama proses ini. Ibu diberi dukungan untuk mengenali saat bayi siap untuk menyusu, menolong bayi jika diperlukan. 
KEUNTUNGAN INISIASI MENYUSU DINI BAGI IBU DAN BAYI
Keuntungan kontak kulit ibu dengan kulit bayi untuk bayi
  • Menstabilkan pernafasan dan denyut jantung
  • Mengendalikan temperatur tubuh bayi
  • Memperbaiki dan membuat pola tidur bayi lebih baik
  • Mendorong keterampilan bayi untuk menyusu lebih cepat dan efektif
  • Meningkatkan hubungan psikologis antara ibu dan bayi
  • Mengurangi tangis bayi
  • Mengurangi infeksi bayi dikarenakan adanya kolonisasi kuman di usus bayi akibat kontak kulit ibu dengan kulit bayi dan bayi menjilat kulit ibu.
  • Mengeluarkan mekonium (feses pertama) lebih cepat, sehingga menurunkan kejadian ikterus (kuning) pada bayi baru lahir.
  • Memperbaiki kadar gula dan parameter biokimia lain selama beberapa jam pertama hidupnya.
  • Mengoptimalisasi keadaan hormonal bayi
Keuntungan IMD untuk ibu
Merangsang produksi hormon oksitosin dan prolaktin pada ibu
Pengaruh Oksitosin :
  • Membantu kontraksi uterus (rahim) sehingga menurunkan resiko perdarahan pasca persalinan
  • Merangsang pengeluaran kolostrum dan meningkatkan produksi ASI
  • Membantu ibu mengatasi stress sehingga ibu merasa lebih tenang dan tidak nyeri pada saat plasenta (ari-ari) lahir dan prosedur pasca persalinan lainnya
Pengaruh Prolaktin :
  • Meningkatkan produksi ASI
  • Menunda Ovulasi (masa subur)
Keuntungan IMD untuk bayi
  • Mempercepat keluarnya kolostrum yaitu makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal untuk kebutuhan bayi.
  • Mengurangi infeksi dengan kekebalan pasif (melalui kolustrum) maupun aktif
  • Mengurangi 22 % kematian bayi berusia 28 hari ke bawah
  • Meningkatkan keberhasilan menyusui secara eksklusif dan lamanya bayi disusui, membantu bayi mengkoordinasikan kemampuan isap, telan dan nafas. Refleks menghisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir.
  • Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dengan bayi.
  • Mencegah kehilangan panas.
Deden Herlan S
Sumber : Kementerian Kesehatan RI

Kamis, 24 Juni 2010

MANFAAT AKTIVITAS FISIK

Manfaat dari latihan fisik diperluas jauh melebihi pengendalian berat badan. Penelitian memperlihatkan bahwa aktivitas fisik teratur dapat membantu mengurangi resiko terhadap beberapa penyakit dan kondisi kesehatan, serta memperbaiki kualitas hidup secara keseluruhan.
Aktivitas fisik dapat membantu melindungi anda dari beberapa masalah kesehatan berikut ini :
  1. Mengurangi resiko kematian dini
  2. Mengurangi resiko kematian akibat penyakit jantung atau stroke. Aktivitas fisik harian dapat membantu mencegah penyakit jantung dan stroke dengan menguatkan otot jantung, menurunkan tekanan darah, menigkatkan kadar HDL Cholesterol (kolesterol baik) dan menurunkan kadar LDL Cholesterol (kolesterol jahat), memperbaiki aliran darah dan meningkatkan kapasitas kerja jantung. Optimalisasi masing-masing faktor dapat memberikan manfaat tambahan dengan mengurangi resiko penyakit pembuluh darah tepi.
  3. Mengurangi resiko perkembangan penyakit jantung, kanker usus besar dan diabetes tipe 2 (Non-insulin Dependent Diabetes). Dengan mengurangi lemak tubuh, aktivitas fisik dapat membantu mencegah dan mengendalikan diabetes tipe ini.
  4. Membantu mencegah atau mengurangi tekanan darah tinggi. Aktivitas fisik teratur dapat mengurangi lemak tubuh, yang berhubungan dengan tekanan darah tinggi. dan dapat mengurangi tekanan darah tinggi.
  5. Membantu mengendalikan berat badan dan menurunkan resiko menjadi obesitas. Aktifitas fisik membantu mengurangi lemak tubuh dengan membangun atau mempertahankan massa otot dan memperbaiki kemampuan tubuh untuk menggunakan kalori. Jika aktivitas fisik dikombinasikan dengan gizi yang tepat, ini dapat membantu mengendalikan berat badan dan mencegah obesitas, salah satu faktor resiko utama untuk banyak penyakit.
  6. Mengurangi resiko perkembangan sakit punggung. Dengan meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot, serta perbaikan kelentukan dan postur, latihan fisik teratur membantu pencegahan sakit punggung.
  7. Membantu mencegah atau mengurangi osteoporosis, mengurangi resiko patah pinggul pada wanita. Latihan fisik dengan beban tubuh secara teratur mendorong pembentukan tulang dan dapat mencegah banyak bentuk kehilangan tulang yang berhubungan dengan umur.
  8. Membantu membangun dan mempertahankan kesehatan tulang, otot dan sendi serta membuat orang dengan kondisi menahun dan cacat memperbaiki stamina.
  9. Meningkatkan kesejahteraan psikologis, mengurangi stress, kecemasan dan depresi, percaya diri (self esteem) dan pengendalian stress. Penelitian dampak psikologis dari latihan fisik menemukan bahwa aktivitas fisik teratur dapat memperbaiki suasana hati dan cara anda memandang diri sediri. peneliti-peneliti menemukan bahwa latihan fisik dapat mengurangi depresi dan kecemasan, serta membantu pengelolaan stress lebih baik.
  10. Membantu mencegah atau mengendalikan perilaku beresiko, terutama diantara anak-anak dan orang muda, seperti tembakau, alkohol atau penggunaan narkoba, diet tidak sehat dan kekerasan.
Deden Herlan S

Sumber : Dr. Iskandar Z. Adisapoetra, MSc

Rabu, 23 Juni 2010

Kamis, 17 Juni 2010